Subscribe:

Ads 468x60px

.

Surat Pembaca

Orang Yang Paling Ikhlas itu Ya Dahlan Iskan
Abah, pertama kali saya mengenal Anda adalah pada saat Abah membuka pintu tol secara paksa beberapa waktu lalu. Banyak media yang memberitakan "kebrutalan" Abah, ada yang memuji, ada yang mencaci, ada pula yang menganggap Abah pencitraan. Mulai saat itu pula, benih-benih kekagumanku pada Abah mulai timbul.

"Gila sekali menteri yang satu ini, mana ada pejabat lain yang mau melakukan tindakan senekat ini", gumamku saat itu. Namun seiring berjalannya waktu, tak ada lagi media yang memberitakan kegilaan-kegilaan Abah yang lain, sehingga kekagumanku pun cukup sampai disitu.

Pada April 2009, kampus kami mengadakan seminar kewirausahaan yang menghadirkan Abah sebagai narasumbernya. Kesempatan tersebut tidak saya sia-siakan untuk bisa bertemu dan melihat Abah secara langsung.

Pukul 11 siang Abah tiba di tempat seminar. Kesan pertama melihat Abah pun masih sama seperti sebelumnya, "menteri ini memang benar-benar gila."

Bagaimana tidak, dengan penuh semangat Abah berlari memasuki ruangan meninggalkan rektor dan pejabat kampus lain yang berjalan mengiringi Abah. Saat seminar pun, kami disuguhi kegilaan-kegilaan lain dari Abah.

Abah tidak memberikan ceramah/pidato yang membosankan itu, tetapi justru memanggil mahasiswa yang sudah dan akan berwirausaha untuk maju ke depan.

Abah mengajak tos dan merangkul satu persatu bagai yeman sendiri, tidak ada skat antara menteri dan mahasiswa. Selain memotivasi para mahasiswa untuk berwiraausaha, Abah juga memberikan masing-masing 1 juta kepada mahasiswa yang maju ke depan tersebut.

Melihat polah dan tingkah laku Abah yang seperti itu, menjadikan saya semakin mengagumi Abah dan saya pun memutuskan untuk mencari informasi lebih jauh tentang Abah.

Akhirnya saya menemukan fans page dan grup facebook yang di dalamnya berisi orang-orang yang mengagumi Abah (dahlanis). Saya pun mulai aktif menjadi silent reader dan membaca artikel-artikel tentang Abah. Tadinya saya mengagumi Abah karena kegilaannya, tetapi setelah itu saya mengagumi Abah karena kegilaan, kepribadian, pemikiran, sekaligus prestasinya.

Dari Abah, saya belajar banyak hal, mulai dari disiplin & kerja keras, keikhlasan, hingga bagaimana memaknai hidup dan kehidupan. Disiplin & kerja keras Abah dapat saya lihat dari keberhasilan Abah mengubah perusahaan koran yang hampir bangkrut menjadi salah satu perusahaan terbesar di indonesia.

Saat menjadi pejabat negara pun virus-virus disiplin dan kerja keras Abah tularkan kepada para pegawai yang ada di bawah Abah. Dengan semangat kerja, kerja, kerja, PLN yang hampir kehilangan kepercayaan dari masyarakat mampu Abah benahi, perusahaan BUMN yang mati suri, berhasil Abah bangkitkan.

Andai saja ada Dahlan Iskan-Dahlan iskan lainnya di jajaran pemerintahan negeri ini, bukan tidak mungkin cita-cita luhur menjadi bangsa yang adil, makmur, sejahtera dapat tercapai.

Pelajaran hidup kedua yang saya dapatkan dari Abah adalah tentang keikhlasan. Agustus 2014 ini, hati Abah merayakan ulang tahun yang ke 8, selamat ya Abah!

Hehe. Abah yang terlihat sangat sehat, enerjik, dan bersemangat ternyata pernah menderita penyakit yang hampir merenggut nyawaa Abah. Tadinya saya pun tidak percaya, tapi dari itulah saya belajar keikhlasan dari Abah.

Doa Abah yang nyeleneh menjelang operasi ganti hati membuat saya gemas sekaligus kagum pada Abah. Gemas karena mana ada orang yang berada dalam kondisi antara hidup dan mati berdoa seperti itu.

Biasanya "orang waras" berdoa agar diberi kemudahan dan kelancaran dalam menghadapi operasi. Ini doanya malah seperti main-main, "Tuhan, terserah Engkau sajalah."

Tetapi dibalik itu semua, ternyata doa Abah mengandung makna yang sangat dalam. Doa tersebut merupakan bentuk keikhlasan dan kepasrahan total seorang hamba kepada Tuhannya. Abah menunjukkan kematangan spiritualnya dengan doa seperti itu. Inilah yang membuat Abah sangat menginspirasi saya, karena mampu melakukan hal yang kebanyakan orang tidak mampu melakukannya.

Dari Abah, saya juga belajar bagaimana memaknai hidup dan kehidupan. Meskipun hidup di bawah garis kemiskinan, Abah kecil selalu memegang teguh pesan yang disampaikan bapaknya, sehingga lahirlah prinsip hidup yang mulia, "miskin bermartabat, kaya bermanfaat." pada saat sakit dan harus menjalani transplantasi pun Abah masih sempat membantu sesama melalui tulisannya.

Bagaimana tidak, Cak Nur yang selama ini dicaci maki oleh banyak orang karena meninggal dengan wajah hitam, dengan tulisan yang lugas, tegas, dan masuk akal, Abah mampu menangkis semua cacian tersebut. Dasar Abah, saat sakit pun masih mampu membantu orang lain, bagaimana kalau dalam keadaan sehat ?

Abah, masih banyak pelajaran-pelajaran hidup yang bisa saya ambil dari Abah. Diantaranya adalah bagaimana Abah menyikapi hujatan, cacian, makian, hingga fitnah keji yang ditujukan kepada Abah.

Masih teringat jelas bagaimana Abah dianggap sesat karena mengikuti prosesi siram bunga mobil listrik tuxuci, dituduh sebagai pencuri teknologi, serta harus menanggung malu yang luar biasa karena mobil tuxuci menabrak tebing, bagaimana Abah difitnah mempunyai istri 4, korupsi senilai Rp 37 T, dicaci-maki oleh anggota DPR, serta tuduhan-tuduhan lain yang tidak berdasar,

Abah tidak marah, tidak dendam, atau bahkan menuntut balik pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab tersebut, namun justru menjadikan semua hujatan, cacian, makian, dan fitnah tersebut sebagai pemicu untuk terus kerja, kerja, kerja demi indonesia. Saat Abah masuk dunia politik pun,

Abah tetap mempertahankan prinsip, Abah tidak terpengaruh untuk ikut memainkan trik-trik politik kotor. Bahkan saat didzalimi SBY pun, Abah dengan ikhlas menerimanya dengan mengatakan "Saya siap menjadi presiden, siap menjadi presiden, dan siap tidak menjadi apa-apa". Seandainya Gusdur masih hidup, mungkin beliau akan meralat kata-katanya, "orang yang paling ikhlas itu ya dahlan iskan".

Abah, terima kasih atas semua teladan yang Abah tunjukkan kepada kami selama ini, semoga kami bisa mengikuti jejak Abah. Semoga di ulang tahun operasi ganti hati yang kedelapan ini, Allah memberkahi Abah kesehatan dan umur yang panjang, sehingga Abah bisa terus menginspirasi kami, bisa membangun bangsa, dan terus kerja kerja kerja demi indonesia ! ! !


Alfan khoirul Huda
Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang
085640621002



Surat Untuk Pak Dahlan

Selamat malam Bapak Dahlan Iskan, saya bukanlah orang yang mengatasnamakan diri saya sebagai seorang Dahlanis. Sungguh sebelumnya saya tidak begitu mengenal Bapak, kecuali sebagai seorang pengusaha yang dijuluki sebagai “Boss Media” karena bapak adalah pemilik Jawa Pos Group, serta lewat media yang begitu gencar memberitakan bapak karena sepak terjang Bapak baik sebagai Direktur PLN maupun sebagai Menteri BUMN, yang begitu membenci birokrasi yang cenderung berbelit-belit di negeri kita ini.

Namun sejak 7 bulan yang lalu, tepatnya bulan januari, yaitu ketika saya sedang mengalami permasalahan yang menurut saya tidak berlebihan jika itu menjadi masalah yang besar (menurut saya). Karena pada saat itu saya sudah hampir putus asa dengan skripsi saya yang tak kunjung selesai, terlebih pada saat ujian proposal membuat momen itu layaknya suatu trauma tersendiri bagi saya, hingga detik ini saya masih ragu ingin maju sidang skripsi, meski sudah acc oleh kedua dosen pembimbing saya.

Melalui tulisan ini ijinkan saya berbagi pengalaman mengenai bagaimana saya mulai mengenal Bapak dan pada akhirnya saya menganggap Bapak Dahlan adalah guru saya dalam hal ilmu menjalani hidup yang penuh ketidakpastian ini. Meski Bapak tidak mengenal, bahkan tidak menganggap saya sebagai murid, namun saya akan tetap menganggap Bapak sebagai guru saya. Karena saya belajar banyak dari kisah-kisah Bapak.

Berawal dari teman sekaligus sahabat saya yang sangat mengerti kondisi saya, karena pasca ujian proposal nampak raut wajah putus asa melekat pada diri saya, tiba-tiba teman saya datang dan membawa buku berjudul “ Ganti Hati Dahlan Iskan” selagi menyodorkan buku itu teman saya berkata “Coba kamu baca buku ini, siapa tahu kamu akan belajar banyak hal tentang hidup ini, buku ini bukan buku biasa, karena buku ini biografi sekaligus banyak sekali memuat pelajaran hidup termasuk dalam hal agama dan bagaimana menjalani takdir dalam hidup ini”.

Sontak saya langsung tertarik dengan buku itu. Tak lama kemudian saya habiskan waktu saya untuk duduk santai dalam kamar dan membaca lembar demi lembar buku yang berjudul tersebut. Buku tulisan Bapak sangat enak dibaca, susunan kata yang tidak panjang membuat membaca sangat mudah dipahami kalimat demi kalimatnya. Melalui Buku itu juga saya sedikit mulai mengenal Bapak Dahlan.

Bapak yang berawal hidup di desa yang dapat menjelma menjadi orang besar. Saya ingat betul dengan slogan bapak yang sangat membakar semangat, “Kerja, Kerja, kerja!!!!” Betapa bapak adalah orang yang pekerja keras, tak heran jika kini Bapak menjelma menjadi orang yang besar.

Bapak juga orang yang tak pernah menyerah, dan hanya Bapak sendirilah yang mampu mengalahkan semangat bapak. Bahkan sakit yang bapak derita pun tak mampu mengalahkan semangat bapak untuk tetap hidup dan bekerja. Kanker hati yang bapak derita hingga pada akhirnya harus ditransplan, yang konon katanya usia hati bapak yang baru jauh lebih muda dari bapak. Entah hal itu juga sangat berpengaruh hingga di usia sekarang ini bapak masih sangat bersemangat hidup untuk bekerja, bukan bekerja untuk diri sendiri, namun jauh dari itu, yaitu bekerja untuk membangun bangsa melalui kementerian yang bapak pimpin, yaitu kementrian BUMN.

Banyak pelajaran yang saya ambil dari kisah ganti hati Bapak. Bapak yang terbiasa menjemput takdir dengan terus kerja, kerja, kerja! Pada akhirnya Bapak hanya berserah diri dan lebih pasrah kepada ketetapan Allah mengenai usia bapak. Namun saya tidak menganggapnya sebagai pasrah kepada Allah, karena nampak bahwa Bapak adalah orang yang masih bersemangat untuk hidup, meski waktu terus berjalan sambil menunggu donor yang cocok bapak masih tetap bersemangat hingga pada akhirnya Allah memberikan jawaban dengan memberikan hati yang cocok dengan Bapak. Dan terbukti bahwa pasca transplant hati Bapak menjadi semakin jauh lebih sehat. Dan kini Bapak menjadi orang yang disiplin untuk diri sendiri, termasuk disiplin dalam berolah raga.

Dari situlah saya mulai menemukan semangat saya lagi. Saya tidak boleh putus asa, saya belajar dari Bapak yang tidak putus asa menghadapi penyakit kanker hati yang bapak derita, dalam kondisi sakit pun masih sempatkan untuk berkerja. Padahal risiko yang bapak hadapi tidak lain adalah kematian. Namun bapak dengan lantang siap dengan risiko terburuk, yaitu kematian.

Dan dari buku itu juga saya menjadi lebih paham bahwa setiap permaslahan dalam hidup ini, sudah didesain oleh yang Maha Kuasa untuk dilalui, karena dengan proses menyelesaikan setiap permasalahan hidup yang kita alami adalah cara Tuhan menjadi kita untuk bertambah kuat, dewasa serta bertambah mendekat kepada Sang Pencipta.
Mulai dari itu juga saya menjadi mulai tertarik dengan kehidupan bapak, melalui teman sekaligus sahabat saya, yang kebetulan adalah seorang dahlanis, saya mulai mencari tentang video-video wawancara yang berisi tetang kisah-kisah Bapak. Kisah-kisah tentang Bapak mampu menginspirasi semua orang termasuk saya sendiri. Maka saya berani mengatakan bahwa Bapak adalah guru saya, meski Bapak tidak menganggap saya sebagai murid, karena saya belajar dari kisah-kisah Bapak. Terutama dalam menjalani hidup yang penuh ketidak pastian ini.

Serta sebagai penutup surat ini, saya sampaikan hati kecil ini, harus saya akui saya mungkin hanya satu dari beberapa rakyat Indonesia yang kecewa karena Bapak tidak bisa mencalonkan diri sebagai Calon Presiden, namun demikian mendengarkan pernyataan bapak yang “Saya siap jadi Presiden, siap jadi Wakil Presiden dan siap tidak jadi apa-apa” menunjukan bahwa Bapak bukanlah orang yang berambisi serta Bapak adalah orang yang siap dengan segala kemungkin yang terjadi.

Akhir kata, Mohon maaf jika ada salah kata, dan selamat menunaikan ibadah puasa dan berhubung sudah mendekati lebaran saya juga sekalian mengucapkan mengucapkan“Taqabbalallahu Minna Wa Minkum”

Terima Kasih
Dari orang yang belajar dari kisah-kisah Bapak Dahlan Iskan
Riki Sholikin
Twitter @Rickyyy_23
kangriki.blogspot.com















Pak Dahlahn Iskan yang saya hormati,

Pertama kali saya mengenal bapak ketika tampil di acara Kick Andy.Saya sangat antusias saat Pak Dahlan bercerita mengenai penyakit yang menggrogoti bapak. Timbulnya penyakit itu akibat dari kehidipan sejak kecil yang cukup menderita.

Saya sangat kagum dan terharu dengan daya juang bapak untuk mengarung kehidupan hingga sampai sekarang.Terutama bagaimana bapak menerapkan teknik manajemen di dalam diri Bapak Sendiri sebelum melakukan operasi transpalantasi. Pak Dahlan mengundang 2 dokter ahli untuk memberikan argumen secara ilmiah dari dua sisi yang berbeda pula.

Dan bapak dengan cepat mengambil keputusan sesuai dengan keyakinan prinsip.

Sikap yang berani untuk mengambil keputusan menjadi nilai cukup berharga dari perjalanan Dahlan Iskan untuk melawan penyakitnya.Setelah dilakukan transpalantasi pak Dahlan tetap bekerja dengan keras tanpa mengeluh. Saya kagum dengan ketangguhan Bapak dalam menghadapi penyakit. Tidak terlihat sedikitpun kesedihan ketika bapak menceritakan kisah itu dan menikmatinya karena hidup dan mati hanya ditangan Sang Khalik.

Your are my inspiration

*Best Regards,*
*Wendy Hutagaol*
=======================
*Bimbingan Belajar Edunesia *
*Belajarnya Main-Main Prestasinya Bukan Main*
*Website : www.bimbel-edunesia.com <http://www.bimbel-edunesia.com>*

*Twitter : @Edunesia_id*
*PIN BBM : 22C861A6*

0 komentar:

Posting Komentar